Berpikir Positif dengan Pygmalion Effect
Jika anda ingin bahagia dalam menjalani hidup,
berpikir positif adalah salah satu caranya. Berpikir positf mengurangi gejolak
emosi yang terkadang membuat kita tidak realistis dalam berpikir. Melihat
suatu kondisi/keadaan dan orang lain secara positif tentunya akan memberikan
dampak yang baik pula bagi diri kita sendiri ataupun bagi orang lain.
Optimalisasi kinerja team dapat diwujudkan jika
seorang leader berpikir positif terhadap seluruh team member. Suasana kerja
yang nyaman yang tidak diwarnai
oleh riak-riak emosi akan memberikan hasil yang maksimal pula.
Hukum
Pygmalion Hukum Berpikir Positif
Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni
memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh
bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman
dan tetangganya.
Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran
positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
• Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang
mengomel.Tetapi Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak
sebecek ini."
• Ketika ada seorang pembeli patung ngotot
menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang
itu." Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan
uang untuk urusan lain yang lebih perlu".
• Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion
tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, "Kasihan,anak-anak itu kurang
mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya."
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu
keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah
berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal
baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung
wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan.
Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu
tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik. Kawan-kawan Pygmalion berkata,
"Ah,sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu." Tetapi
Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung
itu ditatapnya dan dielusnya. Para dewa yang ada di Gunung Olympus
memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk
memberi anugerah kepada Pygmalion,yaitu mengubah patung itu menjadi manusia
betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon
adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan
dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu
keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.
Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka
orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang
cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil,
besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.
Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak
Pygmalion. Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy
atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif. Kalau kita menganggap
tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya
dia betul-betul menjadi judes.
• Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak
jujur,akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
• Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup
pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan
berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan,
bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita
tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Kita tidak menggunjingkan
desas-desus yang jelek tentang orang lain.
Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu
ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi
hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir
buruk,kita akan menjadi curiga, "Barangkali ia sedang mencoba
membujuk," atau kita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma barang
murah." Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita
sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia. Sebaliknya,
kalau kita berpikir positif,kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira
dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk
memberi kepada kita."
Warna hidup memang
tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai
Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu
akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai
kaca mata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang
berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan
dendam.Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari
segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang
lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.
Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab.
Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah.
Seperti Pygmalion, begitulah.